Pada akhir 2007, PBB mengumumkan bahwa populasi manusia di planet Bumi telah mencapai angka sekitar 6,7 miliar orang. Dari angka yang sekitar 7 miliar orang di tahun ini, PBB memprediksi bahwa populasi dunia akan mencapai 10,1 miliar.
Menurut laporan resmi PBB bertajuk 2010 Revision of World Population Prospect, sebagian besar lonjakan populasi disumbang oleh negara-negara yang warganya gemar melahirkan. Sebanyak 39 negara seperti itu ada di Afrika, 9 di Asia, 6 di Oceania, dan 4 di Amerika Latin.
“Antara tahun 2011 dan 2100, tingkat pertumbuhan rata-rata di negara-negara subur itu akan meningkat tiga kali lipat,” sebut laporan PBB itu, seperti dikutip dari DailyGalaxy, 6 Mei 2011. “Angkanya naik dari 1,2 miliar menjadi 4,2 miliar,” sebut PBB.
Pada kurun waktu yagn sama, tingkat pertumbuhan penduduk di negara-negara yang tingkat kesuburannya ‘rata-rata’ hanya mencapai 2,6 persen, akan naik dari 2,8 miliar menjadi 3,5 miliar.
Namun demikian, jumlah penduduk di negara-negara maju yang tingkat kesuburan warganya rendah justru turun 20 persen. Jumlah penduduk yang kini mencapai 2,9 miliar akan tersisa 2,4 miliar saja di tahun 2100 mendatang.
Selain itu, PBB memperkirakan, secara global, tingkat harapan hidup (life expectancy) manusia juga meningkat. Dari usia 68 tahun di 2005 sampai 2011, pada tahun 2095 dan 2100, rata-rata manusia hidup hingga berusia 81 tahun.
Lebih detail, di negara dengan tingkat kesuburan tinggi, harapan hidup warganya mencapai 77 tahun.
Di negara dengan kesuburan menengah, harapan hidupnya mencapai 82 tahun. Adapun di negara dengan kesuburan rendah, pada tahun 2095 – 2100, manusia di sana rata-rata mampu bertahan hidup hingga usia 86 tahun.
Namun demikian, khusus pada laporan tersebut, PBB tidak memperhitungkan jumlah populasi ataupun life expectancy akibat dari peningkatan teknologi genetik, nanomedis, peningkatan kecerdasan manusia dan faktor lain ataupun peluang reduksi jumlah populasi akibat berbagai risiko lain seperti perang atau wabah penyakit menular.
0 komentar:
Posting Komentar