Timnas Italia
Laga pamungkas yang mempertemukan Spanyol dan Italia di final Kejuaraan Eropa 2012 tentu menjadi momen yang paling ditunggu para pecandu bola di berbagai belahan bumi. Sejumlah prediksi langsung mengemuka setelah Italia berhasil menggenggam tiket semifinal, Jumat 29 Juni 2012 dinihari tadi.
Di babak empat besar, Italia berhasil mengalahkan Jerman. La Nazionale memupus harapan Tim Panser lewat dua gol Mario Balotelli. Lepas dari hadangan Jerman, tugas berat telah menanti Italia saat harus beradu taktik dengan Spanyol. Demikian pula Spanyol, usai mengalahkan Portugal lewat adu penalti di semifinal, bukan perkara mudah bagi Tim Matador mempertahankan gelar mengingat laga penutup, Iker Casillas cs ditantang raksasa Eropa, Italia.
Faktor pemain penentu bisa dijadikan tolak ukur bagi kedua tim untuk membuktikan diri sebagai 'penguasa' sepakbola benua biru. Menilik komposisi kekuatan kedua kubu, baik Spanyol dan Italia sama-sama bisa diunggulkan. Di atas kertas, materi pemain mereka boleh dibilang setara.
Meski dalam tiga kejuaraan besar terhitung sejak 2008, Spanyol lebih mendominasi, nyatanya Italia memiliki kesempatan besar untuk membawa pulang gelar berharga dari Polandia dan Ukraina. Dilansir The Bleacherreport, kedua kubu memiliki figur yang memiliki jiwa sebagai penentu dalam pertandingan final yang berlangsung di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, Senin 2 Juli 2012 dinihari WIB.
Fernando Torres
Sepanjang keikutsertaan di Kejuaraan Eropa 2012, Fernando Torres tampil fluktuatif. Bomber milik Chelsea itu menyarangkan dua gol saat melawan Republik Irlandia di babak penyisihan grup C. Namun, Vicente del Bosque tidak memberikannya banyak waktu dan kesempatan kepada Torres di fase knock-out.
Dia hanya bermain 23 menit saat Spanyol mengalahkan Prancis di babak perempat final dan tidak terjunkan saat Spanyol berhadapan dengan Portugal di laga semifinal. Namun, patut diingat, gol semata wayang Torres di final 2008 membawa Spanyol keluar sebagai juara Eropa
Cesc Fabregas
Kehandalan pemain milik Barcelona dalam mengatur ritme ini memang tidak usah diragukan. Penampilan mantan kapten Arsenal itu seakan menyihir publik sepakbola Polandia dan Ukraina. Betapa tidak, dia mampu memberikan determinasi dan ancaman serius di jantung pertahanan lawan, meskipun Vicente del Bosque menurunkan strategi tanpa seorang striker.
Fabregas telah menyumbangkan dua gol sepanjang turnamen ini. Yang paling diingat tentu saat dirinya menjadi penentu kemenangan Spanyol atas Portugal saat kedua kubu melakoni adu penalti. Maju sebagai eksekutor terakhir, Fabregas berhasi menjebol gawang Rui Patricio untuk memastikan tiket final bagi Spanyol
Antonio Cassano
Di perhelatan akbar di turnamen ini, nama Antonio Cassano seakan meredup. Pemain AC MIlan itu seakan kalah bersaing dengan Mario Balotelli. Namun siapa sangka, pemain yang pernah merumput untuk Real Madrid itu memberikan umpan silang yang memanjakan Balotelli untuk membuka keunggulan Italia atas Jerman di pertandingan semifinal.
Antonio Di Natale
Bolah dibilang, Antonio Di Natale sebagai 'super sub' La . Dia sanggup menyelamatkan Italia dari kekalahan saat bersua Spanyol di babak penyisihan grup C. Saat itu, Di Natale berhasil memecah kebuntuan. Memanfaatkan umpan Andrea Pirlo, pemain veteran itu membuka keunggulan Italia atas Spanyol. Pertandingan tersebut akhirnya ditutup dengan skor 1-1.
Tidak dapat dipungkiri, Di Natale memiliki kemampuan dan kecepatan. Insting golnya membuat pemain 34 tahun itu patut diperhitungakan saat Italia berhadapan dengan Spanyol. Pemain 34 tahun itu menjaringkan 23 gol untuk Udinese di musim lalu.