Label:

Foto Foto Tragedi 11 September Yang Mungkin Belum Pernah Anda Lihat


9-11 ini akan menandai dekade melewati pertama sejak tragedi World Trade Center tahun 2001. Sepuluh tahun kemudian gambar telah muncul yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Foto-foto ini akan memukul Anda keras sebagai kamu melihat orang melompat ke kematian mereka dan menempel ke sisi gedung sementara asap bellow di atas kepala mereka. Kita semua melihat video dari pesawat menabrak tapi kami tidak pernah melihat gambar seperti ini. Bahkan sepuluh tahun kemudian, ini masih sakit seperti neraka.












Serangan 11 September (disebut September 11, September 11th atau 9/11), adalah serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 teroris dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Hampir 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. 
[www.funnydailydose.com]

Label:

PABRIK PEMBAKARAN SAMPAH MAISHIMA DI OSAKA, JEPANG (AMAZING)

Sampah merupakan suatu masalah yang sangat besar bagi lingkungan hidup kita. Karena saking banyaknya sampah yang tidak diurus dan dibiarkan begitu saja, maka lama kelamaan akan menumpuk terus hingga mencapai jumlah yang tak terkira dan jelas akan mencemari lingkungan

 

 
Tumpukan sampah-sampah diatas adalah tumpukan sampah yang ada di Indonesia. Untuk membantu Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut mungkin ada baiknya kalau melihat kota Osaka di Jepang yang telah selesai dengan masalah sampah. Di berbagai sudut kota, di jalanan, di aliran sungai, atau di taman, tak ada yang namanya sampah berserakan, apalagi tumpukan sampah.
Pengelolaan sampah di Osaka, salah satunya, ada di istana bermain warna-warni yang bernama Maishima Incineration Plant atau Pabrik Pembakaran Sampah Maishima. Bentuk gedungnya unik tak memperlihatkan sama sekali bahwa itu adalah tempat pengolahan sampah. Benar-benar kalau dari luar tampak seperti istana bermain.



 
Pabrik ini dibangun pada 1997 dan selesai tahun 2001. Di dalamnya ada mesin pembakaran sampah raksasa. Bagaimana tidak raksasa, sekali bakar mesin incenerator ini mampu membakar 450 ton sampah sekaligus. Dalam sehari, mesin ini membakar sampah dua kali.

Sampah-sampah dari seluruh kota Osaka masuk ke pabrik ini menggunakan truk sampah khusus. Sejak di pintu gerbang, sampah telah dipisahkan mana yang bisa dibakar dan mana yang tidak bisa dibakar. Truk kemudian masuk ke lokasi penampungan sampah.

Ruang itu sangat bersih. Hampir tak terlihat sama sekali sampah berserakan dari proses penurunan sampah dari truk. Kalau dilihat dari bagian atas pabrik, tampak truk-truk itu seperti mobil mainan di tengah pabrik yang sangat besar.

Sampah ditampung dalam penampungan raksasa. Sebuah capit raksasa siap memindahkan sampah tersebut ke mesin incenerator. Sekali capit, sampah dari enam truk sampah terangkut masuk ke incenerator.

Di incenerator, sampah dibakar dengan suhu mencapai 950 derajat celcius. Pembakaran itu menghasilkan panas. Panas tersebut digunakan untuk berbagai kepentingan di antaranya untuk pemanas ruangan, pemanas air, dan pembangkit listrik bagi pabrik itu sendiri.

Selain itu, pabrik ini mampu menjual listrik hasil pengolahan sampah tersebut ke perusahaan listrik di kota itu. Tahun lalu, Kansa Elektric Power—perusahaan listrik di Osaka—menerima 50 juta kilowatt listrik dari pabrik pembakaran sampah Maishima.

Pabrik yang ada hanyalah salah satu dari 10 pabrik serupa yang ada di Osaka. Tak mengherankan jika masalah sampah di sana sudah teratasi. Incenerator itu semuanya berteknologi tinggi sehingga biayanya pun sangat besar. Namun dibandingkan dengan hasilnya, tentu sepadan.

 
Pengalaman Osaka ini bisa menjadi pelajaran bagi pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya Jakarta yang tiap hari selalu mengalami masalah sampah. Tinggal sekarang kemauannya saja.



sumber

Label:

Apa yang di maksud 1 Barel Minyak ?

Barrel (disingkat bbl) adalah nama untuk salah satu satuan volume:




Barrel Minyak: 42 US gallon, 158.9873 liter,[1] atau 34.97231575 Imperial (UK) gallon.
UK beer barrel (UK barrel bir): 36 UK gallon (163.7 liter).
US beer barrel (US barrel bir): 31 U.S. gallon (117.3 liter), berdasarkan definisi hukum pajak.
US non-beer liquid barrel (US barrel cairan non-bir): 31.5 U.S. gallons (119.2 liter), atau setengah hogshead.
US dry barrel (barrel kering): 105 quart kering (115.6 liter)


Unit ini terutama digunakan di Amerika Utara untuk minyak bumi atau produk petroleum yang lain. Di tempat lain, minyak diukur menggunakan meter kubik (m³) dan terkadang dalam ton (t). Gas alam diukur dalam satuan yang lain.

Ukuran ini bermula pada masa awal ladang minyak Pennsylvania. Pada awal 1860-an, ketika minyak bumi pertama kali diproduksi, belum terdapat standar kontainer (wadah) untuk minyak tersebut, sehingga minyak dan produk petroleum disimpan dan ditransportasikan dalam barel (tong) yang berbeda-beda bentuk dan ukurannya (barel untuk bir, ikan, molase, turpentine, dll). Terdapat dua ukuran yang umum digunakan yaitu barel 42 US gallon (didasarkan pada ukuran lama anggur Inggris, tierce), dan 40 US gallon atau 151,4 liter (menggunakan barel wiski). Barel 40 gallon merupakan barel yang umum digunakan pada mulanya, tetapi perusahaan-perusahaan terkadang tidak mengisinya penuh.

Akan tetapi, Standard Oil Company, sebuah perusahaan minyak besar di masa awal produksi minyak Amerika Serikat mengirimkan minyak dalam barel yang selalu tepat berisi 42 US gallons. Para pelanggan kemudian menolak untuk menerima segala sesuatu yang berisi kurang dari itu sehingga pada tahun 1866, barrel minyak distandarkan pada 42 US gallons. Ada yang menganggap bahwa disebabkan barel Standard Oil dicat biru maka barel disingkat menjadi bbl (blue barrel / barel biru). Hal ini masih menjadi perdebatan hingga sekarang.

Monopoli Standard Oil kemudian dipecah menjadi 34 perusahaan berbeda tahun 1911. Minyak tidak dikirim lagi dalam barel dalam waktu lama[2] tetapi "blue barrel" tetap menjadi standar pengukuran dan harga minyak bumi di Amerika Serikat hingga saat ini.