Label:

Foto The New Nation of Indonesia, Majalah LIFE- 13 Februari 1950


Indonesia, Sebuah negara baru telah muncul di katulistiwa, begitu kalimat pertama dari 14 halaman tentang berita dan foto-foto Indonesia. majalah LIFE menyebut negara ini sebagai Jamrud Katulistiwa, negara yang mengagumkan, indah tiada tara, dan subur. berikut penggalan kalimat dalam majalah tersebut lengkap dengan foto-foto.



Sebenarnya sebelum kemerdekaan pun Indonesia pernah dimuat dalam majalah LIFE, setidaknya dua kali, edisi 7 Desember 1936 yang memuat tentang Pakubuwono X, Raja Surakarta dan edisi 25 Januari 1937, saat Gusti Nurul, putri Mangkunegoro VII Surakarta, menarikan tari serimpi di Belanda saat pernikahan Putri Juliana dan pangeran Bernhard. Dan edisi tahun 1946 saat terjadi Revolusi besar-besaran di Jawa melawan Belanda.


Tampak Soekarno, Presiden Republik Indonesia dan Fatmawati "Sang Istri" bersama 2 anak mereka


Di dalam artikel ini disebutkan bahwa Indonesia dikenal sebagai "zamrud yang memanjang di katulistiwa", "kebanggaan Belanda selama 350 tahun". Terlihat foto seoarng prajurit Keraton Yogyakarta membawa tombak di belakang mobil Amerika milik Sultan Yogya


Majalah Life menggunakan istilah "The Unites States of Indonesia" sebagai konsekuensi perjanjian KMB dimana Indonesia berbentuk federasi. foto memperlihatkan kampung air di Sungai Musi dan rumah tradisional dari bali



Peta di atas menunjukkan Papua masih di tangan Belanda. Rumah Gadang di Sumatra (kanan atas), disebutkan bahwa menurut cerita rakyat Sumatra pada abad 16, seorang pangeran Sumatra melawan musuh dari Jawa, Sang Pangeran lebih memilih untuk tanding banteng, 
kemudian menang, alhasil rumah rumah dibentuk meruncing untuk memperingati peristiwa tanding banteng tersebut (ga tahu cerita aslinya gimana). Kiri bawah memperlihatkan masjid di Sumatra. Kanan bawah memperlihatkan patung Buddha di Borobodur (jaman segitu kepalanya masih pada nyatu ama badannya, sebelum pada dicuri)



Keunikan kehidupan di Indonesia, disebutkan bahwa kehidupan di Indonesia berjalan lambat, namun justru karena itu tercipta maha karya seni. Saat jaman kolonial, air dan tanah cukup untuk menghidupi semua, namun perang menghancurkan banyak area persawahan. Kiri atas menunjukkan wanita Bali berbelanja (perhatikan 'penutup' badannya). kanan atas memperlihatkan perempuan 16 tahun sedang membatik, kiri bawah tentang seorang pria yang bekerja di tambang minyak, kanan bawah menunjukkan pengrajin kayu dari Jepara yang terkenal dengan ukirannya.


Seorang Nelayan Jawa menaiki perahu dengan peci, atribut khas bagi orang Islam Indonesia.


Indonesia: Tanah kaya Payung dan Mangga
Foto kanan atas: wanita semarang dengan kebaya dan sarung batik yang indah berjalan di bawah payung bambu telanjang kaki
Foto kanan bawah: penjual minuman sirup buah di Semarang
Kiri bawah: panen padi di Jepara





Atas : jalan setapak menuju rembang, nampak para petani membawa hasil pertanian dan terlihat pula pohon kapok
Kanan bawah : perahu nelayan di rembang yang diberi warna-warna yang tak lain hanya untuk memenuhi hasrat seni masyarakat Jawa





Atas : penari Bali menarikan tarian yang diambil dari kisah Ramayana, banyak dari tarian Indonesia yang diambil dari kisah Hindu tersebut
Tengah : Tarian Istana untuk Sang Susuhunan Surakarta yang masih muda, tema tariannya "menciptakan kesejahteraan"
Bawah : Seorang kerabat Susuhunan Surakarta menarikan tarian dengan berperan sebagai raja jahat diambil dari kisah Mahabarata



Tarian di Indonesia Anggun dan Unik, tarian di Bali dibandingkan Jawa lebih dinamis dan cenderung menampilkan "kesurupan" roh jahat sementara tarian di jawa lebih lembut dan lebih formal. Kedua macam tarian diiringi musik gong yang indah dan para penarinya mengenakan kostum keemasan

Kiri atas dan bawah : tarian di Bali dimana penarinya terhiopnotis untuk bertarung dengan roh jahat
Kanan : Putri Istana surakarta menarikan tari Serimpi, sebuah mahakarya seni



Atas : aktivitas persawahan di Pendang (mungkin maksudnya padang kali ya) Sumatra
Kiri bawah : para pekerja membawa bahan untuk membangun candi di Bali
Kanan bawah : wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan padat



Atas : perkebunan teh dan kina di bandung. teh pertama kali diperkenalkan Belanda di indonesia tahun 1832, sbelum perang, Indonesia menghasilkan 18% total teh dunia, karena perang menurun menjadi 4,5%
Kiri bawah : wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan padat, air yang dipakai bercampur dengan air bekas cucian, air minum diambil dari sumur
Kanan bawah : wanita Bali membawa pot tanah liat untuk dijual di Klungkung , ibukota tua Bali


Generasi muda harapan bangsa. Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya setelah berjuang. walalupun mayoritas muslim, pendiri bangsa tidak mencantumkan nama "muhammad" dalam konstitusinya.
Tampak dari kiri :
Muhammad hatta : Perdana Menteri, negosiator kemerdekaan dan merangkap menteri luar negeri
Sultan Jogja : Menteri pertahanan umur 37 tahun, memimpin pasukan anti Belanda
Anak Agung : Menteri Dalam Negeri, raja Bali berumur 30 tahun yang memperjuangkan federalisme dalam pemerintahan baru
Sutan Sjahrir : Negarawan umur 40 tahun yang dibuang oleh Belanda, dia tidak memiliki kantor namun pengaruhnya sangat luas



Seorang pangeran yang dulunya berasal dari kasta berkuasa menengok ke dalam Isatan Yogyakarta dimana para negarawan sedang bekerja membuat undang-undang


SUMBER FOTO = "LIFE" MAGAZINE, Edisi 13 Februari 1950

0 komentar:

Posting Komentar