Guru Besar Ilmu Serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, mengungkapkan bahwa serangga tomcat adalah serangga yang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Di beberapa wilayah Indonesia, serangga tomcat sering kali disebut semut kanai atau semut kayap.
Menurut Aunu, kumbang ini sejatinya merupakan spesies kumbang Paederus fuscipes.
“Masyarakat menyebutnya tomcat, mungkin karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14,” ungkap Aunu lewat e-mail kepada Kompas.com, Selasa (20/3/2012).
Menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, jumlah pasien yang menderita luka akibat kontak dengan serangga Tomcat hingga Senin (19/3/2012) mencapai 48 orang.
Dirjen P2PL Prof dr Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan persnya Selasa (20/3/2012) menyebutkan, jumlah tersebut adalah yang tercatat dan berobat di 7 Puskesmas dan 1 layanan kesehatan swasta di Jawa Timur. “Sebagian pasien sudah sembuh, sebagian lain dengan keluhan di kulit yang tidak terlalu hebat,” ungkap Tjandra.
Untuk menghadapi serangga Tomcat, Tjanda meminta masyarakat tidak perlu panik. Ia juga menyampaikan 10 tips bagi masyarakat untuk menghadapi serangga Tomcatberikut ini :
- Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman.
- Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
- Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk.
- Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah anda sedang banyak masalah ini.
- Bila serangga banyak sekali, maka dapat juga lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.
- Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit kita.
- Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati, dengan meniup ataumengunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati.
- Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan menyemprotkan racun serangga. Singkirkan dengan tanpa menyentuhnya.
- Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini.
- Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus.
Kena Serangan Tomcat, Ini Pengobatannya
Serangga Tomcat atau kumbang Paederus menyerang warga Surabaya. Racun kumbang yang disebut paederin menyebabkan kulit seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan dan gatal.
Siapa pun bisa terkena serangan si Tomcat. Serangga yang memiliki habitat di persawahan, hutan atau taman kota ini biasanya menyerang jika terancam. Jika sampai terserang, bagaimana harus mengatasinya?
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hari Sutrisno, mengatakan, “Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun.”
Pengobatan tambahan bisa dilakukan. Pilihannya adalah dengan memakai salep Hydrocortisone 1 persen, salep Betametasone dan antibiotik Neomycin Sulfat 3 kali sehari, atau dengan salep Acyclovir 5 persen.
“Yang lebih berbahaya adalah jika sampai terjadi infeksi sekunder. Jadi jangan sampai terjadi luka karena kuman akan masuk,” ungkap Hari.
Karena hal tersebut, Hari mengimbau pada korban untuk tidak menggaruk bagian yang memerah walaupun terasa gatal.
Lalu, bagaimana cara mencegah terkena serangan si Tomcat?
Ada indikasi bahwa kumbang Paederus juga aktif di malam hari dan tertarik dengan cahaya lampu. Serangan bisa dihindari dengan mencegah serangga ini masuk ke dalam rumah.
“Saat sudah gelap atau malam, sebelum menyalakan lampu, tutup semua jendela sehingga serangga tidak masuk,” jelas Hari saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/3/2012).
Kumbang Paederus sebenarnya adalah kumbang yang menguntungkan bagi pertanian. Jenis kumbang ini adalah predator alami bagi hama seperti wereng.
Karena menguntungkan, sejauh ini belum dikembangkan cara untuk membasmi serangga jenis ini. Belum diketahui pula apakah serangga ini tak suka dengan bau sehingga bisa ditangkal dengan repellent.
0 komentar:
Posting Komentar